PANTI ASUHAN
Panti Asuhan Sebagai Wadah Pembinaan. Anak yatim yang tidak punya bapak yang diterlantarkan
oleh keluarganya saat ini cukup merasakan dan memprihatinkan masyarakat maupun
pemerintah. Salah satu upaya yang dilakukan dengan melakukan pembinaan pada
anak yatim tersebut, upaya pembinaan ini diserahkan kepada institusi atau badan-badan
sesuai tugas dan fungsinya.
Panti asuhan
merupakan salah satu tempat untuk membina dan merehabilitasi kembali kondisi
anak yatim, baik fisik, mental maupun kehidupan sosialnya. Poerwadarminto,
(1982: 710) mengemukakan arti panti, yaitu : rumah, tempat (kediaman) asuhan
anak/orang tua.
Sedangkan
pengertian menurut Direktorat Bina Pelayanan Sosial Anak (2004: 4) Panti Asuhan
anak adalah suatu lembaga pelayanan professional yang bertanggungjawab
memberikan pengasuhan dan pelayanan pengganti fungsi orang tua kepada anak.
Panti Asuhan Sebagai Wadah
Pembinaan Anak Yatim
Dalam
Undang-Undang No.23 Tahun 2002 Pasal 55 dan Pasal 56 dalam penjabarannya
menjelaskan penyelenggaraan perawatan anak dapat dilakukan melalui lembaga atau
diluar lembaga yakni dalam pembinaan panti pemerintah maupun swasta, atau dalam sistem asuhan
keluarga/perseorangan, yang kemudian perawatan dan pembinaannya disesuaikan
dengan perkembangan usia, kemampuan anak dan lingkungannya sehingga
perkembangan anak tidak terhambat.
Menurut
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 26 ayat 2 secara jelas memaparkan tentang pendidikan non formal
berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan
pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan
kepribadian profesional. Hal ini menegaskan bahwa pembinaan terhadap anak-anak
yatim Pada Panti Asuhan Hisbullah Kelurahan Mangasa Kecamatan Tamalate Kota
Makassar berada pada jalur pendidikan non formal.
Menurut
Sihombing (2000: 3) mengemukakan bahwa pendidikan luar sekolah adalah:
1) Usaha
sadar yang diarahkan untuk menyiapkan, meningkatkan, dan mengembangkan sumber
daya manusia agar memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan daya saing
untuk merebut peluang yang tumbuh dan berkembang dengan mengoptimalkan
sumber-sumber yang ada di lingkungannya. 2) Suatu proses memanusiakan manusia
untuk meningkatkan kualitas berpikir, moral dan mental sehingga mampu memahami,
mengungkapkan, membebaskan dan menyesuaikan dirinya terhadap realitas yang
melingkupinya.
Sedangkan
menurut Made, P (1997) memandang bahwa program pendidikan luar sekolah
orientasinya lebih terarah kepada keterampilan untuk bisa menghidupi dirinya
sendiri dalam program kejar usaha.
Tampak bahwa
pembinaan anak yatim merupakan program yang berada dalam jalur pendidikan
luar sekolah yang menganut prinsip belajar sepanjang hayat dengan tujuan
pembentukan karakter dan jati diri sehingga mereka dapat hidup secara mandiri
dengan bekal pengetahuan dan keterampilan untuk berani menghadapi realitas
kehidupan serta memiliki bekal untuk mengaktualisasikan dirinya dan bisa hidup
secara mandiri ditengah-tengah masyarakat.
Proses
pembinaan anak yatim diberikan mulai dari pembinaan psikologi, sosial, agama
dan keterampilan. Dalam hal ini diketahui bahwa yang mengikuti pembinaan anak
yatim di panti sosial hisbullah tersebut berjumlah 24 orang. Kontribusi yang
diberikan memiliki manfaat yang sangat besar bagi anak yatim karena dapat
mengubah kehidupan mereka utamanya dari segi prilaku mayupun dari segi ahlaknya
yang mampu memperbaiki sistem kehidupan dalam keluarganya. Panti Asuhan Sebagai Wadah Pembinaan Anak
Yatim.
Mungkin
sudah tidak aneh lagi dengan banyaknya para pencari dana amal yang mengatasnamakan
yayasan panti asuhan, namun alih-alih dana yang kita sumbangkan untuk
kepentingan panti asuhan, dana tersebut lari ke kantong atau kelompok mereka .
Lalu
sebenarnya apa pengertian panti asuhan itu sendiri, panti asuhan merupakan
sebuah lembaga yang menampung anak-anak yatim, dan anak-anak terlantar baik itu
dikelola secara mandiri (swasta) maupun pemerintah, dimana anak-anak tersebut
dididik dan dikembangkan potensi yang mereka miliki untuk bekal mereka
mengarungi bekal hidup.
Sebenarnya
untuk masalah anak-anak terlantar Negara mempunyai tanggung jawab dalam
mengurusnya seperti yang tertuang dalam UUD 1945, pasal 34 disebutkan bahwa
“Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara” namun buruk kinerja
pemerintah sekarang ini seolah-olah Negara tidak cuci tangan dalam mengurusi
masalah panti asuhan tersebut, yang kini masalah panti asuhan lebih didominasi
oleh pihak yayasan yang berdikari dalam mencari dana.
Untuk
criteria dan katagori umur yang berhak untuk masuk kedalam pengertian panti asuhan
itu sendiri sebernarnya tergantung kebijakan dari pengelola panti asuhan itu
sendiri ada yang menghuni panti semenjak dilahirkan ada pula sudah besar baru
masuk panti asuhan, namun rata-rata yang masuk dalam pengertian panti asuhan
ini adalah mereka :
Anak-anak
yatim dan anak terlantardengan kisaran umur 5-16 tahun
Mereka
Anak-anak yatim dan anak terlantar yang hidupnya di jalanan, yakni anak yang
telah putus hubungan dengan orang tuanya dan tidak sekolahterlebih bagi mereka
yang anak yatim yang keluarganya tidak mampu.
Anak yatim
bekerja di jalanan, yakni anak-anak yang berhubungan tidak teratur dengan orang
tuanya, baik yang masih sekolah maupun yang tidak sekolah.
Anak-anak
yang walaupun tinggal sama orang tuanya namun sudahmencari nafkah di jalanan
yang bukan tidak mungkin mereka akan putus sekolah.
Panti asuhan
adalah sebuah wadah yang menampung anak-anak yatim piatu. Di dalam panti
asuhan, anak-anak yatim piatu (ataupun anak yang dititipkan orangtuanya karena
tidak mampu) biasanya tinggal, mendapatkan pendidikan, dan juga dibekali
berbagai keterampilan agar dapat berguna di kehidupannya nanti.
DULU Panti Asuhan Kumuda Putra Putri kurang diperhitungkan masyarakat, khususnya yang kurang mampu baik di bidang sosial maupun ekonomi. Namun kini berkembang pesat, bahkan menyandang predikat sebagai salah satu panti asuhan percontohan. Itulah Panti Asuhan Kumuda Putra Putri yang berlokasi di Jl Alibasyah Sentot Prawirodirjo 940 Magelang.
Menurut penuturan pimpinannya, Sumardjo SSos, perkembangan panti asuhan anak-anak ini cukup menggembirakan. Dulu, para orang tua banyak yang beranggapan bahwa panti merupakan penampungan bagi anak-anak nakal, buangan, kumuh, dan meyedihkan. Karena itu, mereka enggan memasukkan anaknya ke panti asuhan tersebut. ''Namun sekarang kondisinya berubah, banyak anak yang datang ke sini harus pulang dengan menangis karena gagal tertampung,'' kata Sumardjo.
Keadaan berbalik itu terjadi berkat usaha dia sejak menangani Panti Asuhan tersebut dua tahun lalu. Dia menjelaskan, dia tak henti-hentinya turun ke bawah untuk melakukan sosialisasi dan motivasi kepada masyarakat tentang eksistensi Panti Asuhan Kumuda Putra Putri yang dipimpinnya. Ketika para tokoh dan anggota masyarakat melihat sendiri keberadaan panti, mereka kebanyakan terkesima sekaligus menepis anggapan buruk tentang tempat penampungan anak-anak itu. Suasana panti yang bersih, nyaman, dan lengkap dengan berbagai fasilitas sarana dan prasarana membuat anak-anak betah tinggal di tempat tersebut.
''Kami memberikan pelayanan yang prima, santun, dan berdedikasi kepada anak-anak di sini,'' tutur Sumardjo tentang usahanya mengelola panti asuhan milik Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Jateng pimpinan Drs Soewoko SH itu.
DULU Panti Asuhan Kumuda Putra Putri kurang diperhitungkan masyarakat, khususnya yang kurang mampu baik di bidang sosial maupun ekonomi. Namun kini berkembang pesat, bahkan menyandang predikat sebagai salah satu panti asuhan percontohan. Itulah Panti Asuhan Kumuda Putra Putri yang berlokasi di Jl Alibasyah Sentot Prawirodirjo 940 Magelang.
Menurut penuturan pimpinannya, Sumardjo SSos, perkembangan panti asuhan anak-anak ini cukup menggembirakan. Dulu, para orang tua banyak yang beranggapan bahwa panti merupakan penampungan bagi anak-anak nakal, buangan, kumuh, dan meyedihkan. Karena itu, mereka enggan memasukkan anaknya ke panti asuhan tersebut. ''Namun sekarang kondisinya berubah, banyak anak yang datang ke sini harus pulang dengan menangis karena gagal tertampung,'' kata Sumardjo.
Keadaan berbalik itu terjadi berkat usaha dia sejak menangani Panti Asuhan tersebut dua tahun lalu. Dia menjelaskan, dia tak henti-hentinya turun ke bawah untuk melakukan sosialisasi dan motivasi kepada masyarakat tentang eksistensi Panti Asuhan Kumuda Putra Putri yang dipimpinnya. Ketika para tokoh dan anggota masyarakat melihat sendiri keberadaan panti, mereka kebanyakan terkesima sekaligus menepis anggapan buruk tentang tempat penampungan anak-anak itu. Suasana panti yang bersih, nyaman, dan lengkap dengan berbagai fasilitas sarana dan prasarana membuat anak-anak betah tinggal di tempat tersebut.
''Kami memberikan pelayanan yang prima, santun, dan berdedikasi kepada anak-anak di sini,'' tutur Sumardjo tentang usahanya mengelola panti asuhan milik Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Jateng pimpinan Drs Soewoko SH itu.
Panti
asuhan sebagai sebuah lembaga
sosial mempunyai andil yang luar biasa untuk mengurangi pengangguran, dan pada
akhirnya bisa membantu pemerintah mengurangi kemiskinan. Sebab, panti asuhan,
lewat pembekalan pengetahuan dan keterampilan yang dilakukannya, dapat turut
meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
"Keterampilan adalah salah satu alat untuk memperoleh penghasilan," kata Menko Kesra Agung Laksono dalam kata sambutannya membuka Jambore Panti Asuhan Se-Provinsi Riau di Taman Rekrasi Alam Mayang, Pekanbaru, Riau, Jumat (8/1/2010).
Menteri mengakui, salah satu persoalan bangsa yang cukup krusial dihadapi sekarang ini dan masa mendatang adalah kualitas sumber daya manusia (SDM). Persoalan SDM ini, kata Agung, sangat kompleks dan universal seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman yang semakin kompetitif, tanpa batas, dan semakin terbuka.
"Untuk itu diperlukan adanya upaya-upaya terencana, strategis dan sinergis dari seluruh elemen bangsa dengan mengerahkan segenap potensi yang ada," kata menteri.
Dalam kesempatan itu, menteri juga mengajak masyarakat untuk mengubah pendekatan pelayanan anak-anak panti asuhan dari pendekatan belas kasihan menjadi pendekatan yang berorientasi pemenuhan hak asasi manusia.
"Sehingga pelayan yang berbasis kelembagaan atau panti secara bertahap berubah menjadi pelayanan yang bersumber dari dan oleh masyarakat," terangnya.
Menteri menyaksikan semakin berkurangnya jumlah panti asuhan dari waktu ke waktu. Namun, menurut dia, yang masih bertahan seiring perubahan waktu hanyalah panti-panti yang dikelola dengan melibatkan partisipasi keluarga, masyarakat.
"Keterampilan adalah salah satu alat untuk memperoleh penghasilan," kata Menko Kesra Agung Laksono dalam kata sambutannya membuka Jambore Panti Asuhan Se-Provinsi Riau di Taman Rekrasi Alam Mayang, Pekanbaru, Riau, Jumat (8/1/2010).
Menteri mengakui, salah satu persoalan bangsa yang cukup krusial dihadapi sekarang ini dan masa mendatang adalah kualitas sumber daya manusia (SDM). Persoalan SDM ini, kata Agung, sangat kompleks dan universal seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman yang semakin kompetitif, tanpa batas, dan semakin terbuka.
"Untuk itu diperlukan adanya upaya-upaya terencana, strategis dan sinergis dari seluruh elemen bangsa dengan mengerahkan segenap potensi yang ada," kata menteri.
Dalam kesempatan itu, menteri juga mengajak masyarakat untuk mengubah pendekatan pelayanan anak-anak panti asuhan dari pendekatan belas kasihan menjadi pendekatan yang berorientasi pemenuhan hak asasi manusia.
"Sehingga pelayan yang berbasis kelembagaan atau panti secara bertahap berubah menjadi pelayanan yang bersumber dari dan oleh masyarakat," terangnya.
Menteri menyaksikan semakin berkurangnya jumlah panti asuhan dari waktu ke waktu. Namun, menurut dia, yang masih bertahan seiring perubahan waktu hanyalah panti-panti yang dikelola dengan melibatkan partisipasi keluarga, masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar