Berawal dari waktu senggang di hari ini, kami berdua ngobrol ngalor
ngidul sampai akhirnya mata tertuju pada skutik Honda. Skutik vario
honda ini sudah banyak diulas para blogger di tanah air.
semacam TMC blog atau IWB dalam berbagai aspek. Namun ternyata masih
banyak juga hal yang belum kita ketahui secara langsung dari skutik ini
Untuk tingkat penjualan di Indonesia boleh saja jika skutik ini
merajai kelasnya 125cc dibanding pesaing terdekatnya Yamaha Xeon 125,
tapi jika anda speed freak Yamaha Xeon adalah pilihan yang tepat jika
menilik dari hasil komparasi speed test yang dilakukan oleh mas iwan
banaran
Tapi siapa yang hanya butuh motor buat ngebut ???
Berbekal modal dasar yang honda keluarkan bahwa skutik ini hanya
untuk transportasi jarak pendek dalam kota, semua fungsi standar
sebenarnya sudah dimiliki oleh varian skutik ini. Elektrik starter yang
lembut, bagasi yang luas dan penampilan yang cukup wah. Kami sendiri
kepincut dari awal sewaktu melihat struktur body Honda Vario 125 ini,
bahkan ada kawan yang bilang body nya terlihat mewah, ok lah semua
bergantung orang memandangnya masing-masing.
Berdua kami menilik satu per satu bagian dari skutik ini agak kaget
juga melihat kabel speedo meter tidak terjulur keluar di ban depan, kami
sempat bingung, setelah kontak pada posisi on tuas rem di tekan dan
tombol starter dipencet kami coba cari darimana asal putaran roda yang
dibaca oleh speedo Walah ternyata dari roda belakang….. karena pas tuas
gas dipelintir sedikit jarum penunjuk kecepatan naik. Kami berpikir
kenapa harus dibelakang ???
Sedikit berdebat kami menyimpulkan bahwa dengan pergerakan roda belakang jauh lebih efektif untuk mengetahui umur mesin…
karena sewaktu kita ke bengkel gas digebar geber putaran mesin
menggerakkan roda dan dibaca oleh speedo meter sehingga kita tahu lebih
pasti ternyata mesin kita bekerja sewaktu motor dalam kondisi diam, sisi
baiknya kita tau kapan pastinya harus ganti oli dan sparepart lain nya,
salah satu sisi buruknya sewaktu penjualan kembali, karena angka di
speedo meter menunjukkan angka yang tinggi…
Setelah itu kami coba untuk test kenyamanan, dengan busa jok yang
tipis, duduk diatas jok skutik ini terasa sangat menyiksa jika untuk
perjalan yang cukup jauh.Menilik juga bagian suspensi terasa cukup
nyaman. Berjalan santai antara 40 kpj hingga 60 kpj skutik ini memiliki
semua fitur kenyamanan yang cukup memadai, tapi jalanan tidak selalu
mulus, sewaktu melindas lubang ada suara “gedubrag” yang cukup keras di
salah satu bagian skutik ini. Wah suaranya cukup mengganggu, karena tiap
kali melindas lubang suaranya keluar dan cukup keras. kami berpikir
dari isi bagasi, setelah bagasi dikosongkan suaranya tetap ada, hingga
salah satu dari kami mulai melirik ke standar belakang skutik ini. kami
coba ikat standar nya dengan tali seadanya, dan hasilnya…. suaranya gak
ada mas bro !!!!
kesimpulan akhirnya tertuju pada pegas standar belakang yang kurang kuat
seandainya diganti dengan pegas yang lebih kencang mungkin suara
mengganggu itu dapat diminimalisir….
kami berboncengan ke warung kopi dengan tujuan istirahat dan melanjutkan
perbincangan topik yang kita temui, nelewati polisi tidur bagian bawah
dari skutik ini “nyangkut” di polisi tidur…. Hadew ternyata ground
cleareance nya juga kurang tinggi.. Jalanan mulai turun dan agak sepi
kami pelintir sedikit gas nya hingga kira-kira 60 kpj, masih enak juga
dikecepatan sedang, agak terbawa perasaan jalanan kosong ngebut dikit
ah.. lumayan
lah untuk sekelas matic boncengan bisa ke 100 kpj, akhirnya kami coba
hard breaking (bergaya pembalap) walah rem depan nya kok masi ngacirr…
akhirnya jurus terakhir digunakan tekan tuas rem 2-2 nya dengan keras….
dan berhenti juga akhirnya.
Ternyata untuk masalah breaking skutik ini rem depan nya lembut sekali
berbeda dengan yamaha yang galak banget sebanding dengan tenaga dan
speed yang mampu dikeluarkan dari skutik nya. pembahasan berlanjut dan
sambil ngopi bareng sahabat lama itu terasa menyenangkan..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar