Sabtu, 15 Maret 2014

Belum jelasnya sosok calon presiden 2014 membuat para pelaku pasar terus menahan langkah mereka



Belum jelasnya sosok calon presiden 2014 membuat para pelaku pasar terus menahan langkah mereka


Belum adanya kandidat calon presiden 2014 membuat para pelaku pasar terus menahan langkah mereka. Karenanya, perekonomian Indonesia yang melambat di kuartal III-2013, diprediksi akan kembali terulang di kuartal IV-2013.

"Hari ini kita melihat defisit masih terkoreksi lagi. Sentimen negatif masih mempengaruhi Indonesia. Jadi seperti orang, kita berlari enggak bisa. Hanya mampu berjalan cepat. Manuvernya kurang," ujar Pengamat Ekonomi Lucky Bayu kepada Okezone di Jakarta, Selasa (12/11/2013).

Lucky menambahkan, kondisi ini akan terus berjalan, mengingat hingga saat ini para pelaku pasar masih memiliki kecenderungan untuk menahan langkah dalam mengambil keputusan, sehubungan dengan belum jelasnya sosok calon presiden 2014.

"Pelaku pasar merasa belum mendapat kepastian ekonomi, siapa nanti capres 2014 yang akan mendominasi. Ini merupakan sentimen negatif pelaku pasar menahan untuk melakukan transaksi agresif," tambahnya.

Meski kembali akan mengalami pertumbuhan yang lambat, Bayu yakin Indonesia masih memiliki potensi besar untuk menggeliatkan kembali perekonomiannya. Kuncinya, pemerintah mau bekerja keras untuk menjaga kestabilan arus ekspor dan impor

·         Seorang salah satu contoh capres yg memikirkan masalah ini

Bagi yang ketinggalan penguatan pasar hari ini jangan takut. Jokowi Effect alias euforia rencana Jokowi maju jadi capres di Pemilu 2014 masih akan meriahkan pasar di perdagangan pekan depan.

"Pada perdagangan awal pekan nanti kami memperkirakan euforia Jokowi Effect masih akan berlanjut," kata Analis Panin Sekuritas Purwoko dalam keterangan yang diterima detikFinance, Jumat (14/3/2014).

Jokowi Effect mulai mempengaruhi pasar setelah Gubernur DKI Jakarta bernama lengkap Joko Widodo itu mengumumkan siap maju jadi calon presiden (capres) di Pemilu 2014 mendatang. Jokowi mengaku sudah diberi mandat oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)

Tak lama setelah pengumuman itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung melesat hingga ke rekor tertingginya tahun ini di 4.878,643.

Kenaikan sebesar 3,23% ini terjadi di tengah melemahnya bursa regional akibat sentiment China dan Ukraina. Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadi satu-satunya pasar saham yang menguat di Asia.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga tak mau ketinggalan. Dolar AS yang pagi tadi masih perkasa sore ini langsung melemah sampai ke titik terendahnya di level Rp 11.225 per dolar AS. Kenapa pasar merespon positif kabar dari Jokowi ini
"Pasar menyukai Jokowi karena dinilai mempunyai rekam jejak yang bersih, pro-rakyat, dan tegas," ujarnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar